Insentif Mobil Listrik Berakhir 2025, Perlu Diperpanjang
Insentif Mobil listrik – Pemberian insentif fisikal terhadap motor kendaraan listrik berbasis baterai electric vehicle BEV utuh CBU dinilai memang mampu mendorong penjualan mobil listrik dalam dua tahun terakhir. Namun, kebijakan ini juga berpotensi menghambat investasi industri otomotif dalam negeri bila terus diperpanjang.
Baca Juga: Kaki-Kaki Mobil Sehat Jadi Jaminan Keamanan dan Kenyamanan Berkendara
Riyanto mengakui bahwa adanya insentif membuat penjualan BEV impormeningkat signifikan, bahkan melampaui penjualan hybrid electric vehicle pada 2025. “Uji pasar BEV berhasil, terjadi kenaikan penjualan ketika insentif diberikan. Namun efek ekonominya hanya berhenti di sektor perdagangan mobil, multiplier effect-nya jauh lebih kecil di banding BEV produksi lokal,”tegasnya.
Lonjakan Penjualan, tapi Manfaat Terbatas
Lebih lanjut, Riyanto menekankan bahwa perpanjangan insentif impor bisa menimulakn ketidakadilan bagi perusahaan yang sudah berinvestasi membangun pabrik di Indonesia. “Hal ini tidak fair terhadap pelaku indutri dalam negeri, dan bisa menganggu kredibilitas serta konsistensi kebijakan pemerintah. Pada akhirnya iklim investasi menjadi terancam.’ Ujarnya.
Rekomendasi Kebijakan
Sebagai solusi, menyarankan pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh atas program insentif impor BEV CBU< bai dari sisi fisikal, manfaat ekonomi, maupun penciptaaan lapangan kerja.
Kebijakan Fisikal Sebaiknya konsisten, adil, dan profesional, berbasis emasi serta tingkat kandungan adlam negeri (TKDN). Kendaraan yang benar-benar berkontribusi besar dalam pengurangan emisi dan ekonomi nasional. Itulah yang seharusnya memperoleh insentif besar.
Produsen Kendaraan Listrik di Indonesia Diminta Pakai Baterai Berbasis Nikel
Kementrial badan usaha milik negara BUMN mendorong regulasi supaya produsen kendaraan listrik electric vehicle EV di Indonesia supaya memakai baterai berbasis nikel. Hal ini seiring baterai yang di pakai berbasis lithium.
Pelan-pelan kita juga mendoromng regulasi untuk yang pabrik-pabrik EV Indonesia sekarang yang produsen mobilnya supaya shifthing juga dari lhitium. Ia melunturkan saat ini BUMN telah masuk dalam proyek baterai kendaraan listrik, seperti proyek bersama dengan CATL. dan Hayou, dan turut mendorong untuk menambah porsi investasi di industri antara (industream).